Anom kembali melanjutkan, " Dengan demikian harapannya jadi memacu untuk kita semua dan keluarga keluarga di Pemalang agar menciptakan keluarga yang berprestasi untuk anak-anaknya, dan sepertinya manfaat dari hal itu bisa dirasakan seluruh keluarganya, ini harus bisa diterapkan dan silahkan nanti disampaikan ke dinas terkait akan hal ini".
"Harapannya Dinas Pendidikan bisa menindaklanjuti untuk memberikan prosedurnya", ujar Anom.
Dengan melihat putra-putri anak didik kita sekolah, tapi tidak bisa tulis baca, tentunya hal ini adalah tantangan yang luar biasa, ternyata selain angka kualitas yang rendah, dibalik itu juga ada PR besar tentang tentang kuantitasnya juga bermasalah, yaitu besarnya jumlah Anak Tidak Sekolah (ATS).
"Miris memang....karena pemahaman kita, kalau sudah naik kelas tentunya sudah lulus ujian, tapi kalau ada anak yang belum bisa baca tulis di kelas tujuh (7), berarti kenaikan kelas nya formalitas, ini PR kita bersama", tegas Anom Widiyantoro.
Saya bisa membayangkan kalau di kelas ada anak yang tidak bisa baca, yang terganggu bukan hanya teman-teman sekelasnya, Gurunya juga.
"Menurut Saya ini memang harus ada extra tindakan dengan adanya kelas extra yang bisa disediakan oleh sekolah untuk memberikan ruang ke mereka (yang masih belum bisa baca tulis) tapi kegiatan extra tidak mengganggu murid yang lain", tandas Anom.
Jadi ternyata sangat sangatlah berat tugasnya Bapak/Ibu semua yang bergerak di bidang kependidikan, maka semua harus bergerak bisa memacu, semua berperan untuk membuat Pendidikan bisa maju bersaing di tingkat Nasional.
"Terima kasih atas pertanyaannya dan mohon maaf kalau jawabannya tidak memuaskan, tentunya perihal jawaban bukan langsung benar atau salah, namun perlu proses", pungkas Anom Widiyantoro.
Dalam hal ini turut mendampingi Bupati Pemalang Anom Widiyantoro, Wakil Bupati Pemalang Nurkholes beserta Ketua TIm Penggerak PKK Kabupaten Pemalang Noor Faizah Maenofie menghadiri acara Halal bi Halal MKKS SMP Se Kabupaten Pemalang di Locomotif Pemalang.
(Eko Budiarto)
.jpg)
