PEMALANG - Literasi Guru penting bagi masyarakat Indonesia, namun tingkat literasi di Indonesia masih tergolong rendah, literasi sangat penting bagi masyarakat Indonesia karena dapat meningkatkan keterampilan berpikir, memahami informasi dan meningkatkan pengetahuan.
"Sayangnya tingkat literasi di Indonesia masih tergolong rendah, Indonesia menduduki peringkat ke 62 dari 70 negara dalam hal tingkat literasi, oleh karena itu perlu dilakukan upaya untuk meningkatkan kesadaran dan kemampuan literasi masyarakat Indonesia", hal tersebut disampaikan Erzamia Pravitasari selaku Guru SMP N 4 Randudongkal dalam tayangan Kanal YouTube tentang "Peran Guru dalam Memperkuat Budaya Literasi Untuk Indonesia Emas 2045" Sabtu (15/3/2025).
Lebih lanjut Erzamia Pravitasari menyatakan bahwa "Guru memiliki peran yang sangat penting dalam meningkatkan literasi siswa" ;
- Yang pertama, mengembangkan kemampuan membaca, Guru dapat membantu siswa mengembangkan kemampuan membaca dengan menyediakan bahan bacaan yang menarik dan sesuai dengan tingkat kemampuan siswa.
-Meningkatkan kemampuan menulis, Guru dapat membantu siswa meningkatkan kemampuan menulis dengan memberikan tugas menulis yang variatif dan memberikan umpan balik yang konstruktif.
-Mengembangkan kemampuan berbicara, Guru dapat membantu siswa mengembangkan kemampuan berbicara dengan memberikan kesempatan siswa untuk berbicara di depan kelas dan memberikan umpan balik yang konstruktif.
Lalu Bagaimana strategi Guru dalam literasi, berikut beberapa strategi yang dapat digunakan Guru dalam mengajarkan literasi.
1. Menggunakan metode pembelajaran yang variatif, Guru dapat menggunakan metode pembelajaran yang variatif, seperti diskusi presentasi dan kerja kelompok. Untuk meningkatkan kemampuan literasi siswa dapat menggunakan teknologi, Guru dapat menggunakan teknologi seperti aplikasi pembelajaran dan media sosial untuk meningkatkan kemampuan literasi siswa.
2. Menggunakan bahan ajar yang menarik, Guru dapat menggunakan bahan ajar yang sesuai untuk meningkatkan kemampuan literasi.
Erzamia Pravitasari mengambil konteks filosofi menarik, "Siswa di sini bajunya motif Nanas, kenapa harus Nanas...? Nanas adalah buah khas Kabupaten Pemalang".
Yuk kita lihat filosofi Nanas dengan literasi..! Nanas keras di luar dan lembut di dalam, sama seperti nanas dilihat dan dipukul luarnya juga memiliki kulit yang keras, disini terdapat pengetahuan dan cerita yang lembut dan menarik dalam hal Nanas.
Tumbuh dari bawah ke atas, sama halnya proses membaca dan memahami konteks seperti Nanas, "tumbuh dari bawah ke atas", maka kita harus secara bertahap memahami makna yang lebih luas dengan kesabaran, membaca dan memahami teks juga memerlukan kesabaran dan ketekunan kita harus sabar dalam memahami makna yang kompleks dan tidak boleh menyerah ketika menghadapi kesulitan, itu makna tentang tumbuh keatas.
Namun demikian hal itu tidak dapat dipisahkan dari akarnya, literasi juga tidak dapat dipisahkan dari konteksnya, kita harus memahami latar belakang dan konteks, di mana konteks tersebut ditulis agar dapat memahami makna yang sebenarnya.
Untuk itu jadikanlah membaca sebagai bagian dari hidup kita sehari-hari dan mari kita wujudkan Indonesia emas yang kita impikan "Indonesia emas bukan hanya menjadi impian" tapi juga dapat menjadi kenyataan jika kita bersama-sama memperkuat budaya literasi dan menciptakan masyarakat yang cerdas dari Peran Guru dalam memperkuat "Budaya Literasi", pungkas Erzamia Pravitasari.
(Eko B Art)