BIREUN - Banjir kembali mengancam pemukiman warga di Desa Geulumpang Payong, Kecamatan Samalanga, Kabupaten Bireuen, akibat curah hujan tinggi yang mengguyur wilayah tersebut dalam beberapa hari terakhir. Tingginya intensitas hujan menyebabkan air sungai meluap dan merendam rumah warga pada Sabtu (15/2/2025).
Kepala Desa Geulumpang Payong, Husaini, mengungkapkan bahwa bencana banjir ini bukan kali pertama terjadi. Kondisi tanggul yang rendah dan tidak memadai di sepanjang 250 meter sisi utara Jalan Banda Aceh-Medan menjadi faktor utama yang membuat air sungai meluber ke daratan dan masuk ke rumah warga.
Hujan deras yang mengguyur wilayah tersebut sejak Jumat malam menyebabkan debit air sungai meningkat tajam. Akibatnya, puluhan rumah warga terendam air, mengganggu aktivitas sehari-hari dan meningkatkan risiko berbagai penyakit akibat genangan air.
"Saban tahun kejadian ini berulang. Setiap hujan deras turun, warga kami selalu dihantui ketakutan akan banjir. Rumah-rumah mereka terendam, akses jalan tergenang, dan aktivitas warga menjadi lumpuh," ujar Husaini, Kepala Desa Geulumpang Payong.
Menurutnya, tanggul yang ada saat ini sudah tidak mampu menahan derasnya aliran sungai, terutama saat curah hujan tinggi. Rendahnya struktur tanggul membuat air dengan mudah meluap ke permukiman, menyebabkan kerugian bagi warga.
Dalam wawancaranya dengan MetroNewsTV, Husaini menegaskan bahwa pihaknya telah berulang kali menyampaikan keluhan ini kepada pemerintah setempat. Namun, hingga saat ini belum ada langkah konkret yang dilakukan untuk mengatasi permasalahan tersebut.
"Kami sangat berharap Pemerintah Kabupaten Bireuen, terutama melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR), segera turun tangan. Jika dibiarkan berlarut-larut, kondisi ini bisa semakin parah dan berakibat fatal bagi kesehatan serta keselamatan warga," tegasnya.
Dia menambahkan bahwa selain merusak rumah dan perabotan warga, genangan air yang bertahan lama juga berpotensi memicu wabah penyakit seperti diare, leptospirosis, dan infeksi kulit. Tidak hanya itu, dampak ekonomi juga dirasakan warga karena aktivitas harian mereka terganggu akibat banjir.
"Kami butuh solusi nyata, bukan hanya janji. Pembangunan tanggul yang lebih kuat dan tinggi harus segera direalisasikan agar desa ini tidak terus menjadi langganan banjir," imbuh Husaini.
Saat ini, warga yang terdampak banjir memilih bertahan di rumah masing-masing, meskipun dalam kondisi yang sulit. Beberapa di antara mereka harus mengungsi ke rumah kerabat yang lebih aman dari luapan air.
Situasi di Desa Geulumpang Payong semakin memprihatinkan. Jika tidak ada tindakan cepat dari pemerintah, bukan tidak mungkin banjir yang lebih besar akan kembali menerjang desa ini.
Masyarakat berharap agar Pemkab Bireuen dan pihak terkait segera mengalokasikan anggaran untuk pembangunan tanggul sebagai solusi utama mengatasi ancaman banjir. Jika tidak segera ditangani, dampak yang lebih buruk bisa terjadi, baik dari segi kerugian materiil maupun kesehatan warga.
Bencana ini seharusnya menjadi peringatan bagi semua pihak bahwa penanganan infrastruktur, terutama di daerah rawan bencana, harus menjadi prioritas utama.
(Hendra )