Sekretaris Desa Meunasah Asan, M. Busairi, menegaskan bahwa perangkat desa dan keluarga telah berupaya maksimal dalam menangani Jefri. "Kalau ada yang mengatakan kami tidak peduli, itu salah besar. Kami sudah berulang kali berusaha membantunya," ujarnya kepada media.
Proses evakuasi dilakukan dengan bantuan ambulans dari Puskesmas Simpang Mamplam, didampingi oleh Kepala Desa, perangkat desa, Babinsa, Kapolsek, serta pihak puskesmas. Namun, keterbatasan anggaran menjadi tantangan utama dalam pemenuhan kebutuhan Jefri selama masa perawatannya. Oleh karena itu, pemerintah dan donatur diharapkan turut membantu.
Pihak Puskesmas Simpang Mamplam, melalui Pj Kesehatan Jiwa Nasmuliana, menegaskan pentingnya kesinambungan pengobatan bagi pasien ODGJ agar tidak kembali mengganggu lingkungan. "Kami siap membantu kapan saja, bahkan menjemput pasien jika diperlukan," katanya.
Nasmuliana juga mengingatkan bahwa bantuan terhadap penderita ODGJ sebaiknya diberikan dengan niat tulus, bukan sekadar mengejar pemberitaan. "Banyak pasien yang akhirnya sembuh dan mandiri berkat kepedulian bersama," tambahnya.
Kasus ini menjadi pengingat akan pentingnya solidaritas dalam membantu sesama, sebagaimana diajarkan dalam Islam. Kepedulian terhadap sesama, tanpa membeda-bedakan kondisi mereka, adalah nilai yang harus terus dijunjung tinggi dalam kehidupan bermasyarakat.
(Hendra)
.jpg)
