Kegiatan berlangsung dalam suasana aman, tertib, dan lancar. Dzikir dan doa bersama ini tidak hanya memperkuat silaturahmi antara masyarakat dan kepolisian, tetapi juga menjadi momen untuk mengenang 20 tahun peristiwa gempa dan tsunami Aceh. Acara ini sekaligus memperkokoh nilai-nilai syariat Islam, sejalan dengan status Bireuen sebagai Kota Santri.
"Melalui kegiatan keislaman ini, kita berharap bisa terus menguatkan ukhuwah Islamiyah serta membangun solidaritas bersama masyarakat," ujar Kasat Lantas.
Dzikir berjamaah merupakan amalan sunnah yang dianjurkan dalam Islam. Tradisi ini sering dilakukan di masjid, terutama oleh kalangan Nahdliyin. Selain mendekatkan diri kepada Allah SWT, dzikir juga menjadi sarana introspeksi diri, menenangkan hati, serta memperkuat iman dan rohani.
Acara ini juga menjadi ajang untuk mendoakan saudara-saudara yang terdampak musibah dan terus menjaga spirit keislaman di Bireuen. Berdasarkan hadits Rasulullah SAW, doa yang dilakukan secara berjamaah memiliki keutamaan, karena Allah SWT akan mengabulkan doa yang diiringi dengan amin dari jamaah lainnya.
Melalui kegiatan ini, Satlantas Polres Bireuen tidak hanya menjalankan tugas menjaga ketertiban lalu lintas, tetapi juga menunjukkan komitmen mereka untuk menjadi bagian yang aktif dalam mempererat hubungan sosial dan spiritual di tengah masyarakat.
(Hendra)
