Bireuen - Penjabat (Pj) Bupati Bireuen, Jalaluddin, S.H., M.M., menyerukan kolaborasi lintas sektor untuk mempercepat penurunan angka stunting di kabupaten tersebut. Hal ini disampaikan dalam kegiatan penguatan kapasitas Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) di desa lokus stunting yang digelar di Aula Wisma Bireuen Jaya pada Selasa (24/12/2024).
Jalaluddin menekankan bahwa penanganan stunting merupakan tanggung jawab bersama, bukan hanya pemerintah. “Penurunan angka stunting bukan sekadar statistik, tetapi menyangkut masa depan generasi kita. Mari jadikan momen ini sebagai titik balik menuju perubahan,” ujarnya.
Acara ini dihadiri oleh 198 peserta yang terdiri atas pejabat daerah, SKPK terkait, instansi vertikal, serta TPPS di tingkat kabupaten, kecamatan, dan desa. Kegiatan ini didanai melalui Dana Insentif Fiskal Tahun Anggaran 2024.
Tantangan dalam Penurunan Stunting
Kepala Dinas Kesehatan Bireuen, dr. Irwan, menyebutkan bahwa Bireuen masih menjadi lokasi fokus intervensi stunting pada 2025 sesuai Keputusan Menteri PPN/Bappenas Nomor KEP.61/M.PPN/HK/08/2024. Salah satu strategi utama yang dilakukan adalah peningkatan kapasitas Ketua TPPS gampong, yang berperan sebagai garda terdepan dalam pencegahan stunting di tingkat desa.
Meski begitu, tantangan masih cukup besar. Berdasarkan data, pada 2023 sebanyak 95,58% desa di Bireuen berkinerja baik dalam menekan angka stunting. Namun, pada 2024, angka tersebut menurun drastis menjadi 19,7%.
“Penurunan ini menunjukkan bahwa kita harus bekerja lebih keras, terorganisir, dan saling mendukung,” tegas Jalaluddin.
Kendala dalam Kepesertaan Jaminan Kesehatan Nasional
Selain stunting, Jalaluddin juga menyoroti rendahnya cakupan kepesertaan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Meski Kabupaten Bireuen telah mencapai Universal Health Coverage (UHC), tercatat masih ada 7.704 warga yang belum terdaftar.
“Kita tidak boleh membiarkan satu pun warga tertinggal. Ketua TPPS diharapkan mampu memberikan edukasi dan mendorong masyarakat untuk mendaftar sebagai peserta JKN. Ini bukan sekadar layanan kesehatan, tetapi hak dasar bagi setiap warga,” ungkapnya.
Ajakan untuk Bersinergi
Jalaluddin mengajak seluruh elemen, termasuk camat dan instansi terkait, untuk bekerja secara sinergis. “Camat harus sering turun ke lapangan, mendengarkan aspirasi masyarakat, dan memastikan warga terdampak stunting mendapatkan perhatian yang diperlukan. Dengan bersatu, kita bisa menghadapi tantangan ini,” serunya.
Acara ini turut dihadiri oleh Sekretaris Daerah, Ketua TP PKK Kabupaten Bireuen, kepala puskesmas, dan berbagai pihak terkait. Jalaluddin optimistis, langkah kecil yang diambil bersama hari ini akan menjadi pijakan awal untuk masa depan yang lebih baik bagi anak-anak di Kabupaten Bireuen.
“Dengan tekad dan kolaborasi, saya yakin kita mampu mewujudkan perubahan yang signifikan,” pungkasnya.
(Hendra)