Bireuen - Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Bireuen melalui Bidang Pembinaan Ketenagaan ( GTK ) menggelar Sosialisasi dan Advokasi Pencegahaan Stunting yang berlangsung di Aula Wisma Bireuen Jaya selama 2 hari mulai Kamis 12 Desember dan Jum' at 13 Desember 2024.
Kegiatan Sosialisasi dan Advokasi dibuka langsung oleh Kadis Pendidikan dan Kebudayaan, Muslim, M.Si didampinggi Kabid GTK, Abdul Majid, S.H., MM, dan sebagai Koordinator Kegiatan di Bidang GTK, Yusmadi, S.Pd., M.Pd.
Dihari pertama, jumlah peserta sebanyak 240 Orang, berasal dari Kecamatan Kota Juang, Jeumpa, Peudada, Peulimbang, Jeunieb, Pandrah, Simpang Mamplam dan Samalanga.
Dihari kedua peserta berasal dari Kecamatan Peusangan, Kuta Blang, Makmur dan Gandapura.
Terlaksananya pelatihan ini didukung dari anggaran Insentif Fiksal Disdikbud Bireuen.
Tujuan dari kegiatan sosialisasi dan advokasi stunting ini àdalah, Meningkatkan kemampuan guru dalam mencegah stunting pada anak usia sekolah.
"Guru memiliki peran penting dalam mencegah stunting, karena dapat mendeteksi dan membantu anak dengan memberikan pemantauan kesehatan dan stimulasi perkembangan.
Edukasi dan promosi kesehatan kasus anak dengan stunting meliputi edukasi nutrisi/ gizi untuk anak dan seluruh keluarga dan perilaku hidup bersih dan sehat yang harus dijalankan dengan keluarga dan selurih anggota masyarakat agar tercipta lingkungan yang sehat untuk tempat tinggal anak.
Pelatihan ini membekali para peserta dengan pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk menjadi pelatih bagi guru, Materi yang disampaikan mencakup berbagai aspek, mulai dari pemahaman tentang stunting, faktor penyebab hingga upaya pencegahan.
Selain itu juga, para peserta juga dilatih untuk menyusun bahan ajar dan melakukan demokrasi pembelajaran.
Sementara, Kadis Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Bireuen, Muslim.M.Si pada kegiatan tersebut menyampaikan, setidaknya dirinya mengajak seluruh Kepala Sekolah untuk terus mengawal ketat kesuksesan program stunting disekolah - sekolah.
Sementara itu,Kabid Kesehatan Masyarakat dari Dinkes Bireuen, Sadriah yang sekaligus sebagai nara sumber pada acara tersebut mengatakan, Pada dasarnya setiap apapun yang kita kerjakan erat kaitanya dengan kesehatan, misalkan seorang guru tidak memiliki fisik yang sehat, tidak mungkin dia bisa mengajar, otamais segala sesuatu itu yang pasti dan paling penting itu adalah kesehatan.
"Dan kesehatan itu sebenarnya sangat mahal, cuma kesadaran dari kitanya yang tidak terlalu berpikir sehat itu mahal atau murah, padahal kesehatan itu harganya sangat mahal, maka sejak awal atau dini menjaga kesehatan itu harus benar - benar punya perencanaan yang bagus, sehinga pada masa yang akan datang tetap sehat dan pastinya terbukti." kata Sadriah.
Kalau kita tidak sakit tentunya kita bisa produktif, apalagi pada tahun 2035 nanti yang menjadi bonus demografi untuk puncaknya, mudah - mudahan usia produktif ,pada tahun tersebut benar - benar produktif bukan menjadi salah satu SDM beban dari keluarga dan harapan kami dari pihak kesehatan tentunya.
Ini tidak terlepas juga dari kerja keras Bapak dan Ibu sendiri sebagai peserta hari ini.
Pada kesempatan tersebut, Sadriah juga memperkenal kan diri kepada para peserta dari mulai tugas pertamanya di Pukesmas hingga pencapaian dirinya saat menjadi Kabid di Dinas Kesehatan Kabupaten Bireuen.
Selanjutnya dikatakan juga bahwa, stunting adalah pendek namun pendek pada tubuh manusia belum tentu stunting, karena kenapa? untuk membenarkan masalah stunting itu, kita harus melakukan emeriksaan yang rinci di Laborotorium.
Dikatakan lagi, saat ini, Dinas kesehatan sudah memiliki yang namanya usia emas yaitu, usia 1000 hpk dari mulai pembuhaan dalam kandungan sampai dia usia 2 tahun, karena pertama dia lahir dalam kandungan itu sudah berusia dalam kandungan selama 270 hari, dari lahir sampai usia 2 tahun umur 730 hari, jadi totalnya 1000 hari semuanya" jelas Sadriah.
Namun masih banyak hal lainya menyangkut tentang stunting yang diberikan dalam kegiatan Sosialisasi dan Advokasi Pencegahaan Stunting itu.
(Hendra)