-->
  • Jelajahi

    Copyright © Metronewstv.co.id
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Sekda Nisel

    Kab. Banyuasin

    Oku Selatan

    Sports

    Dialog Dialog Bebas Diwarung Kopi Dari Beberapa Awak Media Yang Turut Menyoroti Kontestasi PILBUP Pemalang 2024

    Metronewstv.co.id
    Friday, November 29, 2024, 07:47 WIB Last Updated 2024-11-29T00:47:30Z

    Pemalang - Koalisi yang terdiri dari 9 partai (4 Partai non Parlemen dan 5 Partai Parlemen) yaitu Partai Demokrat, Nasdem, Partai Garuda, PKN dan Gerindra, PPP, PKS, PAN, PDIP, gagal membawa calon dari Petahana untuk Menduduki Kursi G1 (Bupati Pemalang) pada perhelatan kontestasi PILBUP Pilkada Serentak 2024 di Kabupaten Pemalang.


    Bermodalkan hasil survey yang cukup signifikan, ternyata Koalisi yang mengusung Petahana dalam kontestasi Pemilukada PILBUP pada hari Rabu (27/11/2024), justru meraih hasil peringkat kedua dari hasil hitung cepat yang banyak beredar di media, "Dari tiga kontestan Cabup dan Cawabup, masing masing meraih perbedaan angka yang cukup signifikan. 


    Melansir dari PEMALANG, KOMPAS.com -, berdasarkan dalam hitung cepat versi BM Center, paslon AnNur nomor urut 03 memperoleh suara sebesar 44,42 persen, diikuti oleh paslon nomor urut 02, Mansur Hidayat dan Muhammad Bobby Dewantara, yang meraih 36,21 persen.


    Sementara itu, paslon nomor urut 01, Vicky Prasetyo dan Suwendi, berada di posisi terakhir dengan perolehan suara sebesar 19,38 persen. Perlu diketahui, hasil hitung cepat atau quick count ini bukan hasil resmi Pilkada serentak 2024. KPU baru akan mengumumkan hasil resmi Pilkada serentak 2024 untuk tingkat kabupaten/kota pada 12 Desember 2024.


    Hasil tersebut tentunya menjadi sorotan publik di kabupaten Pemalang, namun demikian melihat dari Dinamisnya Perpolitikan di Pemalang ada beberapa hal yang bisa kita tangkap dari dialog dialog bebas diwarung kopi dari beberapa awak media yang turut menyoroti dengan perolehan tersebut. 


    Dalam konteks Pilkada/Pilbup 2024 di kabupaten Pemalang, ternyata muncul gejala gejala potensi kekalahan dari Koalisi Besar yang terdiri dari sejumlah partai politik besar. Beberapa faktor yang bisa berkontribusi pada potensi kekalahan ini antara lain:


    - Kekecewaan Pemilih: Jika masyarakat merasa tidak puas dengan kinerja Pemerintah yang ada, pemilih mungkin akan mencari alternatif di luar koalisi besar tersebut, ini jelas terjadi sebab perolehan angka dari pengusung Koalisi besar pendukung Petahana, tidak mampu melampaui angka perolehan dari pengusung Koalisi tunggal yang memuncaki perolehan dukungan suara. 


    -Munculnya Calon Alternatif; Kandidat dari partai yang tanpa Koalisi dengan kata lain Koalisi kecil, justru Cabup dan Cawabup tersebut yang mampu menarik perhatian publik dan hal ini sangat bisa mengurangi dukungan untuk Koalisi Besar.


    -Isu-isu Lokal; Masalah-masalah spesifik yang dihadapi masing-masing daerah (khususnya Kabupaten Pemalang), seperti jual beli jabatan, masalah kesejahteraan, atau bahkan infrastruktur, bahkan sampai dengan masalah Sampah, dapat mempengaruhi pilihan pemilih.


    Sekalipun isu isu diatas telah mampu ditepis dalam Debat Publik Pilbup yang pernah berlangsung. 


    -Strategi Kampanye yang Kurang Efektif; Jika koalisi besar tidak mampu menyampaikan pesan dan visi yang jelas, mereka sangat mungkin kehilangan dukungan. Bisa jadi Koalisinya besar tapi kegiatan Kampanye tidak sebesar Koalisinya. 


    -Mobilisasi Pemilih Muda; Generasi muda yang semakin berperan dalam pemilihan umum, yang seringkali memiliki pandangan berbeda, bisa menjadi faktor penentu dalam hasil pemilihan. Dan hal ini yang menjadi pembeda. 


    Maka dalam hal situasi dan kondisi diatas, penting bagi Koalisi Besar untuk melakukan pendekatan yang lebih inklusif, mendengarkan aspirasi masyarakat, serta mengadaptasi strategi kampanye agar tetap relevan dan menarik bagi calon pemilih Generasi Muda. 



    -Dinamika Politik yang Berubah; Perubahan dalam aliansi politik dan kondisi sosial ekonomi juga dapat mempengaruhi hasil pemilihan. Sekalipun erat kaitannya dengan kondisi sosial ekonomi, tapi ada juga yang berpendapat bahwa "Politik terbaik adalah yang menguntungkan serta mensejahterakan Pemilih", sekalipun pendapat diatas bisa salah bisa juga Benar. 


    (Eko B Art)

    Komentar

    Tampilkan