Lahat - Filosofi klasik itu yang ditekankan oleh Prabowo pada pidato awal setelah pelantikan menjadi presiden
"Seribu kawan terlalu sedikit dan satu lawan terlalu banyak"
Kemudian ia pula menggaris bawahi, bahwa kunci pada kemajuan suatu bangsa ialah persatuan kaum elite, terkesan naif
Namun, pada kacamata sejarah perkataan demikian adalah benar, meskipun belum sempurna dan perlu dilengkapi
Persatuan elite dan komitmen pada "janji politik"
Lantas, komitmen janji politik itu pula iya teruskan melalui simbol "Retreat Magelang"
Banyak pengamat berkata, iya mengaktifkan kembali politik jawa yang penuh simbol pada setiap langkah dan geraknya
Kembali pada fokus tulisan ini kata "kita" menurut guru kami Prof. Salim Said muncul pertama kali saat perang padri, imam bonjol pencetusnya, "Kita disini diwakili oleh penduduk asli dan muslim" sementara mereka "adalah penjajah dan pula non muslim" kemudian berjalan sehingga perjalanan kata kita itu berdampingan dengan frasa kebersamaan, itulah momentum sumpah pemuda.
Sementara pada spektrum politik kata kita dan kebersamaan terlalu sering terpisah sebab "keegoisan sebagian golongan" sehingga bermuara pada pintu perbedaan yang semakin dipupuk sehingga bisa memicu persoalan yang berskala makro dan berujung disintegrasi.
Apakah hanya pada tataran Politik Nasional? Jawabnya, tidak.
Masih ingat kita pada peristiwa ambon, pemicu disintegrasi tersebut adalah pemilihan bupati, dan pada laporan tempo dan amnesty internasional tanda kutip dimanfaatkan oleh segelintir pihak, yang tentu pada hitungan awal mereka hanya untuk memenangkan pemilihan Bupati.
Namun, yang tak mereka hitung adalah persoalan sosial dapat meluas sehingga menghasilkan konflik dan luka pada sejarah bangsa ini, pertumpahan darah.
Kembali, bila menggunakan kaidah agama, maka maslahat publik lebih besar dari maslahat kelompok, maslahat masyarakat lebih besar dari maslahat pribadi.
Akhirnya, pada proses panjang dan melelahkan pada kontestasi Bupati dimanapun, termasuk Lahat.
Kata kita, dan kebersamaan harus menjadi pesan utama" Bertanding untuk bersanding" Siapapun yang terpilih, itu ada garisan prasasti takdir, tentu perlu ikhtiar semaksimalnya, ikhtiar yang bersih, jujur, adil dan no Hoax.
(Yix)