Hal tersebut juga berlaku dalam fenomena kontestasi Pilbup di Kabupaten Pemalang Jawa Tengah. Meskipun fenomena yang mencolok dapat memikat perhatian kita, alangkah baiknya kita tidak boleh lupa untuk kembali fokus pada substansi dan realitas kebijakan yang diusung.
Selanjutnya dalam menyikapi keterbatasan informasi politik dari peran tokoh calon Bupati dan wakil Bupati, malah sangat mungkin menghadirkan ketidakpastian dalam membawa visi dan misi perubahan yang besar, kita perlu menjaga ketajaman pandangan dan mengambil keputusan yang lebih bijak untuk masa depan kita bersama.
Ada baiknya kita harus "Kembali Fokus pada Hal yang Nyata".
Berangkat dari hal tersebut justru kemungkinan yang paling dekat adalah tetap menjatuhkan pilihan pada yang pernah berkiprah menjalankan "Fokus Pada Hal Yang Nyata" yaitu Calon Petahana.
Karena dengan demikian maka pertimbangan dalam mengambil berbagai keputusan dalam memilih karakteristik calon pemimpin yang ideal, sekalipun mungkin akan muncul pertanyaan ; apa yang seharusnya menjadi fokus kita dalam memilih pemimpin?
Karena sejatinya di tengah keterbatasan pemahaman dan kompleksitas politik yang ada, kita perlu kembali fokus pada hal-hal nyata. Misalnya, bagaimana para calon calon pemimpin dapat mengelola isu-isu penting seperti urusan pangan, ketidakadilan ekonomi, pendidikan, kebudayaan, kesehatan dan lingkungan.
Sekali lagi, "Kita perlu melihat lebih jauh menilai dan melihat bukan dari sekadar gaya bicara dan penampilan visualnya".
(Eko B Art).
