“Ini tidak sesuai dengan keputusan DPD PAN Aceh Barat, makanya tidak dapat diterima,” kata Haji Tito – Sapaan Teuku Alaidinsyah -, Minggu, 1 September 2024.
Dirinya membenarkan bahwa sudah berjanji kepada ulama di Aceh Barat, jika tidak akan menetapkan ketua DPRK Aceh Barat dari kalangan perempuan.
Kata dia, bukan mengesampingkan emansipasi Wanita. Namun, ada peran yang sudah diagendakan untuk pimpinan agar bisa berbaur dengan para ulama dan mengaji bersama.
“Itu komitmen saya dengan ulama kita di Aceh Barat. DPP PAN tak paham kearifan lokal disini,” sebutnya.
Dijelaskan Haji Tito, dalam hal penetapan ketua DPRK seharusnya ada pengkaderan. Apalagi banyak yang sudah senior dalam politik dan partai PAN belum pernah mendapat kepercayaan akan jabatan, sehingga perlu diregenerasi.
Dirinya berharap DPP PAN dapat mendengar aspirasi daerah dalam hal ini, Apalagi Aceh sendiri dengan keistimewaannya, agar tidak dianulir oleh siapapun.
“Kita inginkan ini dirubah segera, saya selaku ketua DPD malu dengan para ulama ulama yang telah mendukung PAN juga selaku pribadi hancur kredibilitas saya” tegasnya.
Menurutnya, DPP PAN harusnya memberi reward kepada DPD Aceh Barat karena berhasil menang dalam Pemilu.
"Yang didapat malah kekecewaan," imbuhnya.
Diberitakan Sebelumnya, penetapan Ketua DPRK Aceh Barat berbeda dengan usulan yang diajukan DPD PAN setempat. Nama yang disepakati ialah Nasruddin, namun kemudian malah ditunjuk Siti Ramazan oleh DPP PAN.
(Fadly P.B)
