Sebuah desa bernama Lebong Tandai di Provinsi Bengkulu menjadi rebutan banyak negara pada masa kolonial Belanda. Konon, di desa tersebut terdapat tambang emas terbesar pada awal abad ke-20.
Nama Lebong Tandai berasal dari kata 'Lobang yang ditandai' yang berarti bekas penambangan emas. Konon, emas yang berada di puncak Monas berasal dari desa ini yang diberikan oleh pengusaha Aceh bernama Teuku Markam.
Terlepas dari sejarah Lebong Tandai yang memang menjadi salah satu desa yang bersejarah di Provinsi Bengkulu, Pemerintah Desa Lebong Tandai yang di pimpin oleh kepala desa bapak Supriyadi mulai dari tahun pertama menjabat hingga saat ini, desa Lebong Tandai di bawah kepemimpinan beliau mengalami kemajuan yang pesat.
Desa Lebong Tandai telah menjalankan dan melaksanakan kegiatan baik secara fisik maupun non fisik hingga saat ini telah dijalankan sesuai dengan prinsip SDGs, dan tentunya turut mendukung program-program yang diinginkan oleh pemerintah pusat.
Desa Lebong Tandai mulai dari tahun 2021, 2022, dan 2023 telah melaksanakan kegiatan fisik dan non fisik seperti salah satunya pembagian BLT-DD.
Dengan awak media metro news tv ketua Aliansi LSM Bengkulu Utara bung Syahril mengatakan "memberikan apresiasi atas kemajuan dan terlaksananya kegiatan-kegiatan di Desa Lebong Tandai dibawah kepemimpinan kades saat ini yakni Bapak Supriyadi"
"Harapan saya Lebong Tandai menjadi Desa yang terus berkembang menjadi salah satu desa percontohan bukan hanya Bengkulu Utara maupun Provinsi Bengkulu, tapi menjadi desa percontohan di Indonesia." Tutup Ketua Aliansi
Metri-ST
