"Asalkan selama ada jaminan yang cukup, serta bisa membayar bunga lebih kurang 15% dalam setahun dan itu tidak masalah, bahkan jika anda ingin pinjam lebih dari itu", sambung manajer.
Calon debitur lalu mengeluarkan setumpuk sertifikat tanah dan BPKB kendaraan dari kopernya dan meletakkannya di atas meja manajer, yang total jaminannya nya lebih dari limapuluh miliar rupiah.
Sang debitur melanjutkan, "apakah jaminan ini cukup?
"Tentu saja cukup, tapi anda serius hanya perlu meminjam satu juta rupiah"?, tanya sang
manajer.
" Iya, Saya akan mengambil pinjaman itu", jawab sang debitur.
"Saya akan berikan kreditnya, dan saya ambil alih semua jaminan ini, selanjutnya dengan menyepakati tingkat bunga tahunan lebih kurang 15% dan setelah anda membayar pelunasan pada waktunya, maka kami juga akan mengembalikannya semua jaminan ini kepada Anda", ucap manajer. "Baik Saya sepakat, terima kasih" jawab debitur tersebut.
Selesai bersepakat maka debitur itupun bersiap meninggalkan bank, sementara itu sang Manajer Bank yang telah menerima kesepakatan tersebut justru dibuat bingung tidak mengerti, lalu sang manajer menyusul debitur itu dan berkata "Pak saya benar benar tidak mengerti mengapa anda hanya meminjam satu juta rupiah padahal jaminan surat sertifikat tanah dan BPKB kendaraan anda memiliki nilai limapuluh miliar, bahkan jika anda ingin meminjam sepertiga atau setengahnya dari total jaminannya, kami akan dengan senang hati memprosesnya" Kata sang Manajer sambil menjelaskan.
"Debitur itu hanya tersenyum dan berkata tidak apa-apa, sebelumnya saya sudah bertanya kepada beberapa Bank sebelum datang ke Bank Anda, ternyata sewa brangkas mereka sangat mahal, sekalipun hanya dengan membayar 1℅ setahun dari seluruh surat surat aset saya, jadi saya bermaksud menyimpan semua sertifikat tanah dan BPKB kendaraan saya ini di bank Anda, dan ternyata harga sewa brangkas di Bank Anda sangat murah, lebih kurang hanya seratus limapuluh ribu setahun, dan hal itu sangat membantu saya dalam menyimpan semua surat surat aset saya", jawab debitur dan berlalu meninggalkan Bank.
Dari dialog diatas, kita bisa mengerti bagaimana mencari solusi tapi tidak terpaku pada persoalannya.
Sebab dengan sengaja menyatakan upaya untuk mencari jalan keluar dari persoalan yang semestinya sesuai dengan kenyataan, justru butuh energi dan biaya lebih besar.
Jangan fokus pada masalah, berkonsentrasi lah pada jalan keluarnya, itulah langkah mencapai solusi.
(Eko B Art)
