-->
  • Jelajahi

    Copyright © Metronewstv.co.id
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Kominfo Nisel


    Dinkes Kab Nisel

    Sports

     

    Membuang/Menyingkirkan Duri di Jalan Termasuk Sedekah, dan Hal Itu Adalah Amalan yang Paling Ringan Selain Senyum

    Sunday, October 15, 2023, 00:03 WIB Last Updated 2023-10-15T01:43:16Z

    Pemalang- Diawali sebuah (Amanah artinya dapat dipercaya atau sesuatu yang dipercayakan atau dititipkan kepada orang lain. Sedangkan amanat dapat berarti tugas atau tanggung jawab) .


    Melihat kondisi saat ini tepatnya di Daerah Kabupaten Pemalang rasanya sangat Miris (sebuah kata yang memiliki arti perasaan sedih atau kecewa yang mendalam, sering kali disertai dengan perasaan was-was, risau, dan cemas mengenai sesuatu yang terjadi atau akan terjadi).


    Bagaimana tidak demikian adanya, diawali dari Orang nomor satu di Pemalang yang terjerat operasi tangkap tangan (OTT) oleh KPK bersama dengan oknum Kepala OPD di tahun 2022, selanjutnya juga menyisakan banyak dari Oknum kepala OPD yang di tangkap oleh KPK.


    Bahkan tidak berhenti sampai disitu, selanjutnya ada 164 Oknum Pegawai yang terkena imbas dari kasus OTT tersebut.


    Bagaimana bisa, ada sebuah tanggung dan amanah yang mereka emban untuk kemajuan Kabupaten Pemalang, justru sikap dan keputusan para Oknum pegawai tersebut memilih jalan diri mereka pada realita kemunduran dari tugas tugas dan jabatan yang telah di embannya.


    Dalam pelajaran filosofi prinsip dasar tentang kebaikan dan kebijaksanaan dalam kehidupan "Membuang/menyingkirkan duri di jalan termasuk sedekah, dan hal itu adalah amalan yang paling ringan selain senyum".


    Tapi pada kenyataannya mereka justru keliru memaknai tentang membuang/menyingkirkan duri di jalan, mereka lebih suka membuat batu sandungan di jalan jalan, bahkan enggan bersedekah untuk sekedar tersenyum saja.


    Bagaimana tidak, mereka justru melakukan praktik praktik dugaan suap untuk mulusnya kenaikan jabatan, jangankan menyingkirkan duri, justru membangun batu sandungan yang dikemudian hari batu tersebut berbalik mencelakai dirinya.


    Mau tidak mau, suka tidak suka, tapi demikianlah adanya kondisi dan realita yang melekat pada beberapa oknum pejabat dan pegawai di pemerintahan Kabupaten Pemalang.


    Mereka bersekolah tinggi tinggi, tapi mengejar jabatan dengan membeli kepada penjual yang notabenya adalah Pimpinan, dan dikemudian hari berpotensi serta beresiko berhadapan dengan penegakan hukum di negeri ini, entah karena mereka lalai dengan apa yang sudah menjadi tanggung jawab dan amanahnya, atau alasan ketakutan untuk tetap patuh pada perintah atasan.


    Tentu kita prihatin, tapi bisa saja mereka justru terus mencari celah untuk bergerak dan beraksi dengan cara yang cerdik piawai dalam kesempatannya.


    Bisa saja mereka juga disudutkan karena alasan loyalitas dan kepatuhan pada pimpinan mereka. Jabatannya dipertaruhkan dengan mengikuti apa yang di perintahkan.


    Inilah dunia, kadang cinta menjadi buta, dan mengambil cara dan langkah berani memuaskan perintah Pimpinan sekalipun Suap-Menyuap adalah praktik dan realitanya.


    Padahal ketika ada dugaan dan indikasi, justru Media yang paling awal mengingatkannya, tapi kalian seringnya selalu berlalu dan menutup diri dan merasa benar dengan keputusannya.


    Padahal kalian banyak mendapat jalan kemurahan dengan cara berprestasi dalam membangun Daerah, tapi kalian memilih jalan yang mahal dengan membeli jabatan untuk menambah resiko pada tugas yang kalian emban.


    Seyogyanya kalian memilih dan memutuskan untuk membuang/menyingkirkan duri di jalanan agar kalian bisa mendapat hadiah dari apa yang telah kalian kerjakan, jangan malah memilih menaruh batu dijalanan untuk alasan kepatuhan, sementara resikonya selalu kembali pada diri kalian.


    Semoga setelah ini semua akan baik baik saja, sebab Pemalang telah punya Pimpinan untuk menjadi Tauladan dalam hal hal tanggung jawab dan amanah yang telah ada dalam pundak Pimpinannya. 


    Jangan bersedih..!, apalagi meratapi keadaan, sebab kalian masih diberikan kesempatan untuk berbuat sesuai dengan hati nurani kalian, naik dan turun dalam jabatan itu biasa, tapi kalau bisa janganlah naik jabatan atas dasar suap, sebab kalian akan diturunkan atas dasar kesalahan, bahkan diruntuhkan oleh sebuah kesaksian dan pembuktian di meja hijau dan persidangan pengadilan. 


    Baik dan buruk keadaan, hanya soal waktu, tapi waktu yang lalu adalah kelalaianmu. Tinggal bagaimana kalian bisa mempersembahkan pengabdian terbaik untuk turut membangun Pemalang dalam menjalani kesempatan sisa waktu pengabdian dihari kemudian dalam menapaki kemajuan Pemalang.


    Sebagian dari generasi penerus dan bawahanmu, tidak ada yang bersedih atas resiko apapun yang kalian terima.


    Tapi sebagai manusia atas dasar hati nurani, justru semua bersedih dan berduka sedalam dalamnya.


    Teruslah mengabdi untuk sisa waktu yang masih menjadi amanah, teruslah bertugas hingga disambut masa purna, sebab tidak ada yang luput dari salah, bila kita adalah masih dari golongan yang disebut manusia. 


    (Eko B Art/Hendra)

    Komentar

    Tampilkan