-->
  • Jelajahi

    Copyright © Metronewstv.co.id
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Kominfo Nisel


    Dinkes Kab Nisel

    Sports

     

    Ada Yang Tahu !! Kenapa Kabupaten Lahat Disebutkan Dengan Slogan Seganti Setungguan

    Sunday, October 8, 2023, 16:37 WIB Last Updated 2023-10-08T09:37:31Z

    LAHAT, - Kenapa nama Kabupaten Lahat disebutkan Seganti Setungguan adalah merupakan semboyan kabupaten yang berarti persatuan dan kesatuan yang kokoh, gotong-royong, setia kawan, berpendirian teguh, dan bertanggung jawab.


    Wilayahnya berbatasan dengan beberapa kabupaten, yakni Kabupaten Muara Enim dan Kota Pagaralam dan Provinsi Bengkulu bagian selatan  dan Kabupaten Muara Enim serta Kabupaten Empat Lawang di sebelah barat.


    Secara administratif, kabupaten ini memiliki luas 4.361,33 kilometer persegi yang terdiri dari 24 kecamatan 17 kelurahan, dan 360 desa. Yang tersebar di Kabupaten Lahat seperti Kecamatan Merapi timur bertepatan di perbatasan Kabupaten Muara Enim dan Kecamatan Kikim Barat bertepatan di perbatasan Kabupaten Empat Lawang dan Kecamatan Tanjung tebat bertepatan di perbatasan Kota Pagaralam dan yang terakhir di Kecamatan Tanjung Sakti pumu bertepatan perbatasan langsung Provinsi Bengkulu lebih tepatnya Kab Bengkulu Selatan (Manna).


    Caption : gambar peta Kabupaten Lahat, dikutip laman web www.lahatkab.go.id


    Dahulunya sekitar tahun 1830 pada masa kesultanan Palembang Kabupaten Lahat terdiri dari berbagai marga-marga. Marga terdiri dari sumbai dan suku-suku seperti Suku Gumay, Lematang, Pasemah, Lintang, Tebing Tinggi dan Kikim. Saat ini Kabupaten Lahat sudah mengalami assimilasi perpaduan budaya antar suku,  berbagai suku dari seluruh Indonesia sudah dapat ditemui di wilayah Lahat.


    Tentunya Kabupaten Lahat dikenal oleh masyarakat sekitar bahkan sampai ke manca negara, ada cerita unik dibalik Bumi Seganti Setungguan Yuk simak !!


    1. Kawasan Megalit

    Kabupaten Lahat mendapat rekor MURI  pada 2021 sebagai daerah dengan peninggalan megalitikum terbanyak di Indonesia. Pusatnya berada di Dataran Tinggi Pasemah yang dikenal oleh para arkeolog. Dataran tinggi ini membentang dari barat laut hingga tenggara sepanjang 70 kilometer yang merupakan gugusan dari bukit barisan.


    Pasemah memiliki sejumlah batu megalit yang dibuat oleh manusia purba pada 2000 hingga 3000 tahun yang lalu. Batu-batu megalit ini terdiri dari berbagai bentuk dan juga ukuran, hal ini menandakan kemampuan yang menakjubkan serta budaya yang dimiliki oleh manusia purba.


    Batu-batu ini antara lain berbentuk manusia, binatang, dan rumah batu. Sayangnya, tidak ditemukan tulisan pada batu sehingga tidak diketahui siapa yang membuat batu-batu ini. Selain itu, terdapat pula dolmen, tetralith, batu datar, lumpang batu, menhir, kubur batu, dan kubur tempayan. Situs-situs megalitik Pasemah ini tersebar di Kabupaten Lahat, Kota Pagar Alam, dan sebagian Kabupaten Empat Lawang


    2. Bukit Serelo

    Bukit Serelo berada di Kecamatan Merapi Selatan, tepatnya berada di Desa Perangai. Selain dikenal sebagai Bukit Serelo, lokasi ini dikenal pula sebagai Gunung Jempol dan Bukit Tunjuk. Penyebutan Bukit Tunjuk dikarenakan bentuk dari puncak bukit menyerupai telunjuk yang mengarah ke langit.


    Masyarakat percaya bahwa kehadiran bukit ini sebagai pengingat bahwa masih ada Tuhan di atas manusia, sehingga manusia harus tetap rendah hati. Bukit ini merupakan bagian dari Bukit Barisan yang dikelilingi oleh Sungai Lematang.


    Bukit Serelo ini memiliki tinggi kurang lebih 900 meter di atas permukaan laut dan dapat dilihat dari Kabupaten Muara Enim. Pesona pemandangan bukit yang memikat hati, membuat bukit ini terkadang dijadikan tempat kemah. Puncak bukit dapat dicapai dengan memanjat tebing curam.

    3. Rumah Adat Khas Lahat

    Rumah adat Lahat disebut sebagai rumah Baghi (lama) yang memiliki konstruksi bangunan berupa rumah panggung. Atap Rumah Baghi terbuat dari piabung atau glumpai yang bentuknya mirip dengan Rumah Minang. Rumah Baghi terbuat dari kayu Medang Derian atau Cemare yang dapat bertahan hingga ratusan tahun, tetapi ada pula yang menggunakan bambu.


    Menurut adat Lahat, ketika membuat Rumah Baghi, harus dihitung terlebih dahulu jumlah anak tangga dengan hitungan kata ‘tangga, tunggu, tinggak’. Masyarakat percaya dengan hitungan kata ini akan berpengaruh kepada penghuni rumah ketika rumah sudah dibangun. Hitungan anak tangga ini, dimulai dari lantai dasar rumah atau atas tangga sampai ke tanah.


    Di depan rumah terdapat ukiran menggunakan ghubang yang merupakan sejenis pisau arit dengan bagian mata pisau berada di luar, bukan di dalam. Bentuk ukiran memiliki karakteristik muncak rebung dan pakis layu atau srikaye.


    4. Gereja Baghi/ Tua Khas Kabupaten Lahat

    Di Kabupaten Lahat berdiri gereja tertua di Provinsi Sumatera Selatan, yaitu Gereja Santo Mikael. Gereja ini terletak di Desa Pajar Bulan, Kecamatan Tanjung Sakti Pumi. Gereja dibangun oleh Pastor Jan Van Kamper SCJ pada 1898 yang berarti sudah berusia 123 tahun.


    Hingga kini, kondisi bangunan tidak mengalami perubahan. Kualitas kayu bangunan menggunakan kualitas kayu terbaik, yang dikenal oleh masyarakat setempat sebagai kayu tenam, cemaro, atau lagan. Pada zaman penjajahan Jepang, gereja ini berhenti berfungsi karena digunakan sebagai gudang.


    5. Tari Erai-Erai

    Tari tradisional khas Kabupaten Lahat bernama Tari Erai-Erai. Tarian ini biasanya dibawakan oleh para remaja dalam acara pernikahan maupun acara panen kebun kopi. Nama Erai-Erai berasal dari kata serumpun serai yang dapat diartikan, walaupun berpisah-pisah, tetapi tetap satu rumpun.


    Para penari mendendangkan pantun secara bersahutan dalam Bahasa Lahat sembari menari. Penonton dapat ikut serta menari bersama dengan para penari. Pakaian yang digunakan para penari berupa baju kurung panjang, kain tumpal perahu, pending, anting-anting, dan aksesori tambahan lainnya.


    6. Makanan Tradisional

    Makanan tradisional Lahat bernama Lemang yang terbuat beras ketan yang dicampur dengan santan. Makanan ini dimasak di dalam bambu dan dibakar di atas bara api. Makanan ini juga jamak ditemui di wilayah Sumatera Barat.


    Ketika dimasak, lemang akan menghasilkan aroma khas yang dihasilkan dari memasak ketan dalam bambu. Makanan tradisional ini kini memiliki rasa yang bervariasi, mulai dari rasa coklat, durian, hingga stroberi.

    Komentar

    Tampilkan