“Menolak narkoba jangan hanya di mulut saja, tapi harus ada actionnya. Mari kita mulai dari detik ini sampai seterusnya komitmen memberantas narkoba, seperti kita dulu bersama-sama melawan penjajah. Karena zaman sekarang narkoba inilah penjajah kita, ayo semua bergerak.
Ajakan Reza itu disampaikan lewat beberapa wartawan, di Aula Rupatama Tantya Sudhirajati Polres, saat sedang pagelaran pers rilis kasus-kasus narkotika yang disebut penanganannya dilakukan secara ekstra ordinary, seperti penanganan pada kasus Covid-19, stunting dan inflasi.
“Ini bentuk komitmen dari kami yang diungkap sepekan terakhir dengan melibatkan semua jaringan di Polres termasuk Polsek jajaran,” sebutnya.
Kemudian diungkapkannya, penanganan narkoba secara ekstra ordinary itu keseluruhannya ada 32 tersangka. Yang 26 diantaranya merupakan bandar, pengedar dan kurir dengan 21 laporan polisi (LP). Enam tersangka lagi sebagai pengguna dengan empat LP dan akan direhabilitasi.
Barang bukti yang diamankan, berupa sabu seberat 68,37 gram, ganja 92,4 kg, serta lima unit sepeda motor, satu mobil toyota, 14 handphone, empat timbangan, empat alat hisap dan uang transaksi narkoba sebesar Rp12.553.000.
“Mereka dikenakan pasal 111, 112, 114, 115 UU RI Nomor 35 tahun 2009, tentang narkotika. Yang sangsinya pidana mati, penjara seumur hidup atau pidana penjara paling singkat lima tahun dan paling lama 20 tahun dengan denda minimal delapan milliar dan maksimal 20 milliar,” ujar Reza.
Harapnya, untuk pemberantasan narkoba ini bisa dilakukan secara bersama-sama, jangan hanya kewajiban TNI/Polri dan BNN, tetapi juga semua pihak harus bergerak.
“Memang sudah ada beberapa contoh potensi masyarakat di desa-desa yang sudah menunjukkannya. Saya harap desa lain juga seperti itu. Jadi jangan hanya life service saja, omong doang. Ayo kita sama-sama bergerak,” pinta Reza.
Penulis : Darma Girsang
Editor : Admin
