-->
  • Jelajahi

    Copyright © Metronewstv.co.id
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Kominfo Nisel


    Dinkes Kab Nisel

    Sports

     

    Hebat! Dukung Deteksi Stunting, Mahasiswi KKN Undip Tingkatkan Kompetensi Kader Posyandu Sugihwaras melalui Pelatihan Pengukuran Antropometri

    Admin
    Saturday, August 12, 2023, 10:13 WIB Last Updated 2023-08-12T03:13:21Z


    Pemalang,-
    Pada bulan Februari 2023, tercatat ada 90 balita stunting yang menunjukkan tingginya angka prevalensi stunting di Kelurahan Sugihwaras kabupaten Pemalang. 



    Hal ini menyebabkan Sugihwaras ditetapkan menjadi lokus penanganan stunting pada Rakor Penetapan Desa Prioritas Lokus Penanganan Stunting Terintegrasi Kabupaten Pemalang 2023. 


    Stunting adalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat asupan nutrisi yang kurang dan/atau infeksi berulang atau kronis yang terjadi dalam 1000 hari pertama kehidupan (WHO, 2020). Balita yang mengalami stunting akan lebih pendek dari anak-anak seusianya dan terhambatnya perkembangan kognitif yang akan berdampak hingga anak dewasa. Stunting sendiri disebabkan oleh berbagai macam faktor baik yang langsung maupun tidak langsung, hal itu disampaikan Adelia Dadyo Fatikhatul Khoiri selaku Mahasiswa Fakultas Kedokteran Program Studi S-1 Kedokteran Undip. Sabtu (12/08/2023). 


    Kader-kader posyandu merupakan ujung tombak kesehatan Indonesia dalam penanganan stunting karena kader-kader tersebut lah yang melakukan pengukuran antropometri (tinggi badan, berat badan, lingkar lengan atas, dan lingkar kepala) pada balita-balita yang datang ke posyandu. Data-data antropometri itu nantinya akan diolah untuk mengetahui apakah balita tersebut tergolong stunting atau tidak. Oleh karena itu, seorang kader harus terampil dalam melakukan pengukuran antropometri. Apabila terdapat kesalahan dalam pengukuran antropometri, tentu data yang dihasilkan tidak akurat dan bisa menyebabkan adanya kasus stunting yang tidak terdeteksi. Akan tetapi, masih banyak kader yang belum mendapat pelatihan-pelatihan khusus yang menunjang keterampilan tersebut, jelas Adelia Dadyo Fatikhatul Khoiri. 


    Berkaitan dengan masalah tersebut, Tim Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik Universitas Diponegoro (UNDIP) Kelurahan Sugihwaras tahun 2023 berhasil menyelenggarakan Pelatihan Pengukuran Antropometri sebagai Deteksi Dini Stunting serta Pembekalan Pencegahan Stunting untuk Kader Posyandu Kelurahan Sugihwaras yang bertujuan untuk meningkatkan keterampilan kader-kader posyandu untuk melakukan pengukuran antropometri sehingga diharapkan proses deteksi dini dan skrining stunting dapat berjalan dengan baik.  Pelatihan ini dilaksanakan di Aula Kantor Kelurahan Sugihwaras pada 2 Agustus 2023 yang dihadiri oleh 22 kader posyandu yang tersebar di 17 RW di Kelurahan Sugihwaras.


    “Dari yang saya amati dari kegiatan posyandu, ibu-ibu kader hebat ini sudah memiliki jam terbang yang tinggi dan sangat memahami kondisi masyarakat setempat. Akan tetapi, beberapa kader masih kurang tepat dalam melakukan pengukuran antropometri dan belum pernah mendapatkan pelatihan khusus terkait kompetensi tersebut. Ini tentunya bisa menyebabkan kesalahan data. Selain itu, terdapat pula perbedaan cara mengisi buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) antarkader sehingga rawan membingungkan kader lainnya.” ujar Adelia Dadyo selaku mahasiswa S-1 Kedokteran Universitas Diponegoro sekaligus salah satu anggota KKN yang menyusun dan mengisi pelatihan ini.

     

    Dalam pelatihan ini, mahasiswa mendemonstrasikan cara mengukur tinggi badan, berat badan, lingkar lengan atas, dan lingkar kepala secara interaktif. Tidak hanya itu, cara pemasangan alat-alat antropometri yang benar pun ikut dipraktikkan agar data pengukuran yang dihasilkan akurat. Selain itu, mahasiswa juga memberikan materi mengenai penyeragaman pengisian buku KIA, posisi pelekatan menyusui untuk mendukung program ASI eksklusif sebagai faktor proteksi dari kejadian stunting dan pertolongan pertama dehidrasi pada anak untuk mencegah hal-hal fatal yang disebabkan oleh dehidrasi. Di akhir sesi demonstrasi, para kader posyandu dipersilakan untuk mencoba melakukan pengukuran antropometri dengan alat-alat dari Puskesmas Mulyoharjo sambil berdiskusi dengan mahasiswa pemberi materi. Kader-kader yang hadir juga diberi buku pedoman terkait materi yang disampaikan pada hari itu. Para kader posyandu sangat antusias saat menjawab pertanyaan dan mempraktikkan pengukuran antropometri saat demonstrasi interaktif. 



    Kami juga melakukan Penyerahan Buku Pedoman Antropometri, Pengisian Buku KIA, dan Pertolongan terhadap Dehidrasi serta Depresi-Pasca-Melahirkan dari Adelia Dadyo selaku Mahasiswa KKN-T Universitas Diponegoro kepada Kader-Kader Posyandu Sugihwaras, pungkas Adelia Dadyo Fatikhatul Khoiri. 


    Ibu Toipah, kader posyandu RW 16 Kelurahan Sugihwaras, mengaku antusias mengikuti pelatihan kader pertamanya. Selama ini, beliau belajar pengukuran antropometri secara otodidak. Beliau mengungkapkan bahwa pelatihan ini sangat mengasah keterampilan kader posyandu Sugihwaras. Beliau juga menyampaikan bahwa beliau baru mengetahui cara mengukur lingkar lengan atas yang benar setelah melihat dan mempraktikkan saat mahasiswa mendemonstrasikan cara mengukur lingkar lengan atas yang benar.  


    Menurut Dr. Ir. Fahmi Arifan, ST, M.Eng selaku dosen pembimbing “Pelatihan kader posyandu ini memang menjadi hal baru bagi beberapa kader-kader posyandu Kelurahan Sugihwaras. Dengan dijadikannya Sugihwaras sebagai lokus stunting, peran kader-kader posyandu menjadi sangat penting karena mereka lah yang melakukan pengukuran pertumbuhan balita sehingga diadakannya pelatihan ini merupakan langkah yang bagus dari mahasiswa KKN. Pengukuran pertumbuhan ini bermanfaat untuk mengetahui balita gizi kurang atau buruk yang rentan jatuh ke kondisi stunting. Harapannya, dengan metode pengukuran yang benar, balita dengan gizi kurang atau buruk tersebut dapat dideteksi secara menyeluruh dan dapat segera ditindaklanjuti oleh tenaga kesehatan. Tentunya ini akan mempermudah proses penanganan stunting. Selain itu, besar harapannya agar pelatihan ini terus digalakkan oleh kader-kader meskipun program KKN telah usai,” terang Fahmi Arifan.




    Ditambahkan oleh drh. Siti Susanti, Ph.D selaku dosen pembimbing lapangan juga mengapresiasi pelatihan tersebut  “Kader-kader posyandu sebagai garda terdepan penanganan stunting memang harus kompeten. Dengan adanya pelatihan ini, kader tidak hanya mengerti tetapi juga dapat mempraktikkan dengan benar pengukuran antropometri dan pengisian buku KIA. Selain itu, kader harus mengerti dan dapat mempraktikkan posisi pelekatan menyusui yang sering menjadi penyebab ASI tidak keluar. Kader juga harus memahami terkait penanganan dehidrasi dan mengerti gejala depresi-pasca-melahirkan yang juga berpengaruh secara tidak langsung terhadap kejadian stunting. Seperti yang kita ketahui bersama, peningkatan kompetensi kader selaras dengan penurunan angka stunting. Saya berharap pelatihan dari mahasiswa kedokteran di KKN ini dapat mewujudkan kader yang kompeten dan angka stunting di Sugihwaras juga dapat menurun,” pungkas Siti Susanti.


    Penulis : Eko B Art


    Komentar

    Tampilkan