-->
  • Jelajahi

    Copyright © Metronewstv.co.id
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Kominfo Nisel


    Kab. Banyuasin

    Sports

    Relawan Rumah DE GIRI dan Pemuda Banyuwangi Peringati Hari Lahir Bung Karno di Desa Adat Kemiren

    Metronewstv.co.id
    Wednesday, June 7, 2023, 09:18 WIB Last Updated 2023-06-07T02:18:51Z

    Kabupaten Banyuwangi - Dalam rangka memperingati Bulan Bung Karno Juni 2023, Relawan Rumah DE GIRI (DEmokrasi, Gagasan, dan InspiRasI) kembali menggelar kegiatan bersama Para Pemuda dan Barisan Soekarnois di Kabupaten Banyuwangi. Peringatan Hari Lahir Bung Karno tahun ini dikemas unik dan menarik.


    Dalam momen kali ini, Relawan Rumah DE GIRI ingin menyampaikan pesan kepada generasi penerus bangsa, "Jas Merah" (jangan sekali-kali melupakan sejarah). Hal ini diaplikasikan dalam sebuah konsep acara dengan mengkolaborasikan antara nasionalisme dan budaya (adat istiadat) yang harus kita lestarikan bersama.

    Baca juga : Kombes Pol. Drs. Supriadi, M.H. Kabid Humas Polda Terima Kunjungan Kerja Katua DPD PJS Sumsel

    Kegiatan Sarasehan dan Tumpengan Peringatan Hari Lahir Bung Karno yang bertajuk "Kontribusi Pemikiran Soekarno Mencapai Indonesia Merdeka" ini digelar di PESINAUAN / Sawah Art Space, Desa Kemiren, Kab. Banyuwangi (06/06).


    Acara ini diawali dengan penyampaian materi oleh Ketua PUSPAKA UNTAG Banyuwangi (Sahru Romadloni); selanjutnya paparan materi dari Rektor UNTAG Banyuwangi (Drs. Andang Subaharianto, M.Hum); diskusi dua arah dengan peserta; dilanjutkan doa bersama dengan ritual Tumpeng Pecel Pitik dan Jenang Abang adat Kemiren.


    Tak hanya dihadiri oleh para akademisi senior, sarasehan ini juga diikuti oleh Pemuda dan Kelompok Pelestari Adat, Mahasiswa, Pelaku Seni, Perwakilan Pemerintah Desa Olehsari, Oase Law Firm, dan Relawan Rumah DE GIRI. Berbagai unsur masyarakat yang hadir adalah simbol dari kebhinnekaan Indonesia yang bersatu dalam sebuah wadah diskusi tentang Bung Karno dan Indonesia. Dengan harapan, keberagaman itu menjadi semangat juang seluruh bangsa dalam mengisi kemerdekaan Indonesia.

    Baca juga : Satres Narkoba Polres Nias Berhasil Meringkus ED PNS Nias Barat, Pelaku Tindak Pindana Narkotika

    Sahru Romadloni, M.Pd (Ketua PUSPAKA UNTAG Banyuwangi) berpesan pada generasi bangsa ini, supaya kita semua menggelorakan semangat dan menyatukan tujuan untuk turut membangun Indonesia Raya. Romadloni menegaskan, "Dulu perjuangan fisik, sekarang perjuangan pikiran. Dulu musuhnya terlihat, sekarang musuhnya terselubung. Dulu senjatanya mematikan fisik, sekarang senjatanya mempengaruhi pikiran".


    Selanjutnya, hadir sebagai salah satu narasumber, yakni Drs. Andang Subaharianto, M.Hum (Rektor UNTAG Banyuwangi) menjelaskan tentang perjalanan hidup Soekarno sejak kecil hingga menjadi Presiden Indonesia pertama. 


    Pada masa kolonial, tanggal 6 Juni 1901, lahir seorang bayi yang diberi nama Kusno. Karena semasa kecil Kusno sering sakit, maka berdasar kosmologi masyarakat Jawa, kemudian dilakukan ritual penggantian nama Kusno menjadi Soekarno. Bayi ini tumbuh besar, kemudian oleh ayahandanya Soekarno dipondokkan/ disekolahkan/ dititipkan kepada HOS Cokroaminoto.

    Baca juga : Lowongan Kerja wartawan Metronewstv.co

    Soekarno pada saat masih remaja, digembleng oleh HOS Cokroaminoto, bersama murid-muridnya yang lain, di gang Peneleh Surabaya. Belajar tentang kebangsaan, bagaimana harus mencintai masyarakat yang pada saat itu dalam kondisi yang terjajah. Disana pula Soekarno belajar tentang Agama Islam; belajar Pidato bersama sang guru HOS Cokroaminoto yang notabene adalah tokoh pergerakan organisasi Serikat Islam.


    Menurut Andang Subaharianto, dirumah HOS Cokroaminoto itulah miniaturnya Indonesia. Disana Soekarno belajar tentang kebangsaan bersama Kartosuwiryo, Semaun, dan teman-teman yang lain. Bahwa sesungguhnya proses kemerdekaan Indonesia tidak lepas dari anasir tahun-tahun pendidikan Soekarno dan kawan-kawannya dirumah HOS Cokroaminoto, yang kemudian melahirkan sebuah keyakinan dan semangat politik hingga terwujudnya proklamasi kemerdekaan Indonesia tahun 1945. 


    "Jadi sebetulnya semangat perjuangan kemerdekaan Indonesia itu awalnya didiskusikan oleh anak-anak muda di gang Peneleh Surabaya. Maka kita semua sebagai generasi bangsa diharapkan mampu meneladani, mengaktualisasikan, dan merevitalisasi pikiran-pikiran besar para tokoh bangsa dalam melanjutkan dan mengisi kemerdekaan Indonesia. Dan satu hal yang akan tetap aktual dalam pembangunan Indonesia, yakni TRI SAKTI (Kedaulatan Politik; Berdikari Ekonomi; Berkepribadian Dalam Kebudayaan) diharapkan mampu dipahami serta dikembangkan sesuai kondisi bangsa saat ini", tutur Rektor Untag Banyuwangi.


    Penulis : LM/Deny arya

    Editor : Admin

    Komentar

    Tampilkan