Lahat,– Selama ini, kampanye politik di indonesia kerap dikaitkan dengan istilah money politik,sebenarnya kalau kita berpikir secara cermat bila ini terus mengakar maka tidak menutup kemungkinan ada pikiran busuk untuk korupsi karena modal keluar yang sangat banyak ujar, "beni santoso, Sabtu (01/04/2023).
Untuk dari pada itu sekarang kita harus cermat memilih pemimpin jelang pemilu periode 2024-,yang bisa menampung aspirasi masyarakat kedepanny bukan sebalikny.
Sebagai generasi milenial yang baru memasuki gelanggang politik indonesia,Beni Santoso (27) mengaku memiliki idealisme berkampanye yang berbeda dari generasi pendahuluny.
Caleg (calon legislator) DPRD dapil 1 dari partai Nasdem kabupaten lahat.
"Saya sampaikan,saya milenial membawa perubahan. Berhenti melakukan praktek money politik dari rezim masa lalu,"ujar caleg dari daerah pemilihan (dapil) kabupaten lahat.
Pepatah mengatakan semisal konsitituen terima empat ratus ribu 400 ribu x 5 tahun,cuman berapa perak yang kita terima selama kurun waktu 5 tahun.
tapi nantinya kebutuhan naik karena salah kebijakan mau nggak ? Atau sekarang tidak perlu menerima apa-apa.
Tapi dewan (DPRD)nya benar-benar memperjuangkan rakyat,ujar beni santoso.
Ia menyebut kultur politik indonesia yang pragmatis adalah salah satu penyebab mengapa para pemilih cenderung mengharapkan sesuatu dari caleg.
"Sederhananya kita akan dihadapkan selalu pada pertanyaan 'apa kira-kira kontribusi anda ke kami agar kami bisa memilih?',atau 'mungkin nggak anda membantu kami memberi dana aspirasi untuk perbaikan jalan atau irigasi dan lain-lain," ucap beni santoso selaku milineal.
Saya akan berusaha semaksimal mungkin untuk berjuang pemilihan caleg 2024 mendatang,untuk itu mohon doa dan restunya,"kalau bukan sekarang kapan lagi,kalau bukan kita milineal muda siapa lagi.
Penulis : Raju Yuslin
Editor : Filsuf T