Tujuan mereka memimpin Negeri tersebut, tidak lain tidak bukan bermotif harta dan tahta.
Selain terkesan pendatang, Bupati tampan juga di kelilingi para labi rawa yang juga berasal dari Negeri tetangga yaitu Negeri Air asin dan Negeri Poli Poli.
" Kenapa Namanya Labi rawa pak Raden " tanya pak ogah.
" Ya orangnya seperti Labi Labi di rawa rawa, kepalanya keluar masuk, jika lapar dia keluar, jika kenyang kepalanya masuk ... penjilatlah kasarnya " jawab Pak Raden.
" sebelum lebaran tadi Labi penjilat Yoyong Bekayu, dan Labi Ton Ton mendapat hadiah lebaran berupa ramuan walet dari Bupati mereka, begitu Bupatinya terusik mulut labi langsung beraktrasi, nyonyor - nyonyor, pret ke tepret membela Bupati, padahal Bupatinya belum tentu mau di bela " tambah Pak Raden.
" Waduh cari panggung namanya Pak Raden " timbal pak Ogah.
" Begitulah " jawab Pak Raden.
" Bupati pendatang, Perdana Menteri pendatang, Labi Rawa Pendatang, Upin Ipin pendatang, Tante Obat pendatang, Menteri Ikan Pendatang, Menteri lalu lintas pendatang Bo Abo hancurlah Negeri ini " sedih Bu Bariya.
Sementara itu pamong coklat tua berjibaku memasang pengumuman seantero negeri terkait banyak pencurian kereta besi akhir akhir ini, pertanda Negeri Antah Berantah tidak sedang baik baik saja, bandit kambuhan merubah profesi mereka dari tukang bangunan proyek menjadi tukang maling, salah satu faktornya roda perekonomian berjalan di tempat.
Penulis : Alisaiin
Editor : Admin