Bireuen,– Masyarakat korban tsunami desa kuala jeumpa Bireue, Halimah (72) tahun mengharapkan perhatian Pemerintah, terkait bantuan jaringan air bersih kerumahnya, dikarenakan semenjak musibah tsunami terjadi tahun 2004 lalu kondisi air sumur dikediamanya bau dan berbusa, sehingga air sumur rumah Halimah tidak bisa dipakai untuk memenuhi kebutuhan mereka. Jumaat, (24/02/2023).
Bila mereka inginkan air bersih, Halimah dan anaknya terpaksa menunggu musim hujan dan menampungnya lalu dimasak untuk diminum.
Apabila tidak musim penghujan keluarga tersebut harus membeli air galon disetiap harinya, itupun dilihat dari kondisi ekonomi mereka, kalau tidak ada uang dia dan keluarganya harus minum sisa dari air hujan yang sudah dimasak sebelumnya dijadikan air minum untuk kebutuhan sehari - hari mereka.
Namun diakui Halimah, sampai detik ini belum ada tim dari Pemerintah datang untuk melihat kondisi dirinya, Kebutuhan mendesak inilah, membuat Halimah sangat berharap perhatian dari pada Pemerintah selaku pemangku kebijakan untuk memberikan dirinya bantuan jaringan air bersih secara gratis" katanya".
Disebabkan kebutuhan Air bersih adalah jenis sumber daya berupa air yang bermutu baik dan dimanfaatkan oleh manusia untuk kehidupan sehari-hari termasuk sanitasi. Menurut WHO, air domestik adalah air bersih yang digunakan untuk keperluan domestik seperti konsumsi, air minum dan persiapan makanan.
Disinyalir beberapa tahun lalu Pemerintah melalui Dinas PUPR Bireuen, memiliki proyek jaringan Air bersih untuk disalurkan ke Masyarakat miskin per KKnya, akan tetapi Halimah tidak pernah merasakan itu.
Bukan hanya itu, Pemerintah diminta juga bisa memberikan bantuan bentuk dana untuk lansia melihat saat ini dirinya sudah bertahun - tahun tidak bisa nlagi bekerja keras selain faktor umur dan lain sebagainya.
Dengan bantuan dana yang diberikan oleh Pemerintah sebagai modal usaha, paling tidak dia bisa mengunakan modal itu untuk usaha rumah tangga" tuturnya
Penulis : Hendra
Editor : Filsuf T
