-->
  • Jelajahi

    Copyright © Metronewstv.co.id
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Kominfo Nisel


    Dinkes Kab Nisel

    Sports

    Noor Ishmatuddin : "Budaya Asli Jawa Jangan Sampai Hilang di Banyuasin"

    Metronewstv.co.id
    Sunday, February 26, 2023, 15:58 WIB Last Updated 2023-05-27T09:13:02Z


    Banyuasin,–
    Pentas seni budaya jawa kuda lumping diharpakan Wakil Ketua DPRD Kab. Banyuasin bisa menjadi hiburan masyarakat, sekaligus menjadi salah satu sarana bersosialisasi, edukasi untuk masyarakat. Terlebih para generasi muda untuk terus melestarikan seni budaya Jawa di Desa Banyu Urip, Kecamatan Tanjung Lago, Kabupaten Banyuasin, Sabtu (25/02/2023).


    Kegiatan seni budaya ini sendiri diinisiasi oleh Wakil Ketua DPRD Kabupaten Banyuasin Noor Ishmatuddin, bersama Paguyuban Seni Rukun Suntoso Turonggo Satu Budi, yang merupakan sanggar kesenian masyarakat di Kabupaten Banyuasin.


    Kegiatan inipun dilakukan, karena dirinya melihat pertunjukan kuda lumping yang dianggap mulai meredup di tengah masyarakat, terutama para generasi muda yang dewasa ini banyak yang sudah mulai lupa pada kesenian adat daerah, karena derasnya pengaruh era digitalisasi.


    “Saat ini pertunjukan Kuda Lumping, hanya terlihat di acara besar dan momen penting saja. Terlebih sekarang sudah banyak beralih lebih menggunakan hiburan musik modern. Padahal di wilayah Banyuasin yang sebagian besar banyak asli suku jawa," kata Noor Ishmatuddin.


    Kesenian dan budaya kuda lumping ini memiliki banyak makna yang positif, seperti tariannya merefleksikan semangat heroisme dan aspek kemiliteran sebuah pasukan berkuda atau kavaleri. Sedangkan kuda adalah simbol kekuatan secara fisik. Hal ini terlihat dari gerakan-gerakan ritmis, dinamis, dan agresif, melalui kibasan anyaman bambu, menirukan gerakan layaknya seekor kuda di tengah peperangan.


    "Selain sebagai media seni, Kuda Lumping juga dipakai oleh para ulama sebagai media dakwah dalam menyebarkan Islam, karena kesenian ini digemari oleh semua kalangan masyarakat," tambahnya.


    Oleh sebab itu, melalui pagelaran kuda lumping itu nanti diharapkan bisa menjaga eksistensi budaya asli Indonesia agar tidak semakin tergerus oleh zaman. Bukan hanya kuda lumping saja, namun kesenian wayang kulit, ludruk, wayang orang, dan lainnya harus tetap dilestarikan. Selain sebagai acara hiburan, tarian ini juga sebagai ritual dan penghormatan terhadap leluhur yang dahulu berjuang membangun dan memerdekakan Indonesia sampai sekarang ini.


    “Sebagai warga Indonesia semestinya kita mencintai dan tetap menjaga warisan asli bangsa kita, bahkan kalau bisa terus kita kenalkan dan diketahui seluruh dunia. Baik kesenian daerah manapun,” katanya.


    Noor Ishmatuddin juga sangat mengharapkan, kepada masyarakat dan pemuda di Kabupaten Banyuasin, untuk menjaga dan melestarikan budaya Jawa, agar jangan sampai hilang termakan zaman, juga untuk budaya asli daerah lainnya. Oleh karena itu pagelaran kuda lumping bakal diadakan sebanyak empat kali, yaitu dua kali sebelum bulan puasa dan  dua kali pasca bulan puasa. Pungkas nya



    Penulis : Alam

    Editor : Filsuf T

    Komentar

    Tampilkan