SUMBAWA BARAT, – Ketua Aliansi Masyarakat Anti Mafia Tambang (AMANAT), Ery Satriawan, SH.MH, CPCLE menyebut antek antek mafia CSR di Sumbawa Barat mulai depresi menyikapi realitas terbongkarnya mega skandal CSR fiktif Amman Mineral selama ini.
“Mereka mulai kehilangan narasi yang masuk akal untuk mengcounter issue yang diperjuangkan AMANAT. Lihat pemberitaan media pesanan oknum mafia CSR, mereka menuduh masyarakat terkotak kotak??. Padahal dalam mimbar bebas yang disokong AMANAT, rakyat malah menghujat hujat ketidak berpihakan penguasa dan manajement soal hak CSR tadi,” kata, Ery, menyindir statemen antek mafia CSR di beberapa media lokal, yang dirilis baru baru ini.
Ery menegaskan, semakin dibangun narasi kontra yang tidak berbobot semakin membuka tabir siapa mafia CSR sesungguhnya. Misalnya, dari statemen oknum tertentu yang menyerang AMANAT, mereka dikenal sebagai jejaring kekuasaan. Artinya, disini kita jadi tahu dan faham siapa yang memesan mereka.
Karenanya, menurut Ery, jika benar AMANAT dalam perjuangannya dituduh menyimpang dan tidak mementingkan kepentingan publik, silahkan laporkan. Buktikan. Atau bahkan lanjut dia, mari berdebat dan diskusi secara terbuka saja.
“Kemarin kita buka mimbar bebas, kemana ocehan antek antek mafia ini. Kok gak muncul. Harusnya bicara saja terbuka, debat dan bantah serta sajikan data pembanding. Agar narasi dan data AMANAT terbantahkan. Lah ini kan, mereka diam, kok baru sekarang ngebacot,” sindirnya.
Ery menantang semua pihak, baik elit politik, penguasa KSB, manajemen AMNT dan para antek mafia CSR untuk debat terbuka. Uji publik live di media sosial biar semuanya jelas,. Kita segera inisiasikan dalam waktu dekat. Saya harap mereka hadir, biar kita buka bukaan semua realisasi CSR,” tantangnya.
Secara institusi AMANAT juga menuding propaganda busuk mafia CSR, yang menyebut aliansi menghambat investasi pembangunan Smelter. Nanti, kata Ery akan ditunjukkan data progres pembangunan smelter yang diklaim progresnya 49 persen yang tidak sesuai dengan data visual. Pihaknya ingin buktikan, apakah secara faktual investasi setara Rp 7,2 Trilliun benar benar terlaksana dilapangan atau tidak.
Apalagi ada antek antek mafia CSR yang sering menyebut nama CK, menurut Ery dibuka saja sejelas jelasnya. Siapa yang dimaksud dan keterlibatannya? Serta pidana atau aturan apa yang dilanggar?. Menurutnya, silahkan pegang data. Agar bisa dibuktikan dan kita laporkan bersama sama ke KPK.
“Kita lihat apakah CK atau pejabat publik atau oknum manajemen yang justru masuk bui. Biar jelas siapa yang terima uang haram dari AMNT. Pejabat publik juga banyak diduga menerima uang haram untuk merebut kekuasaan di KSB dan NTB ,” tegas Ery.
AMANAT juga berharap partisipasi masyarakat dan semua tokoh jika menemukan fakta bahwa ada kerugian dan manipulasi hak CSR masyarakat, pasca data dibuka aliansi nantinya, bisa ikut melengkapi bukti untuk bersama sama melaporkan kepada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
“Antek mafia CSR ini pintar ngebacot saja, tanpa jelas kontribusi untuk kepentingan masyarakat. Selama ini, mereka telah melakukan apa untuk kepentingan masyarakat Sumbawa Barat?,” demikian, tutup Ery
Penulis: MN-FT
Editor: Admin