Tarian tradisional masyarakat Batak yang berasal dari provinsi Sumatra Utara ini merupakan bagian penting dalam upacara adat (ulaon adat) masyarakat Batak. Melalui Tortor, masyarakat Batak menyampaikan harapan dan doa-doanya. Peragaan sikap dan perasaan melalui Tortor selalu menggambarkan kondisi dan situasi yang dialami. Hingga saat ini, tarian tortor selalu ditampilkan pada saat acara penyambutan.
Dewi yang merupakan salah seorang penari tortor dalam acara perayaan natal umat kristen dan katolik Banyuasin 2022, mengatakan bahwa tarian yang mereka bawakan adalah tortor modern, yakni tarian tersebut telah dikreasikan.
"Tarian tadi namanya Tortor, diiringi dengan musik arbab, rohani. Untuk tariannya sudah dimodifikasi, artinya ini bukan tortor yang tradisional," kata Dewi, Rabu (28/12/2022).
Selain tarian tortor, Dewi menjelaskan, bahwa kostum yang dikenakan dalam tarian tersebut pula sudah dikreasikan, jika biasanya busana full menggunakan kain ulos, kini kostum bisa dipadukan juga dengan kebaya.
"Kalau bajunya kita biasa, pakai kebaya. Tetap yang jadi ciri khas, sartoling dan kain ulosnya, dan ditambah aksesoris lainnya," ujar dia.
Sementara, Angle dan Silvia yang juga bagian dari penari Sanggar GPDI Sembawa, menuturkan sangat antusias dan bangga dapat membawakan tarian tortor dalam menyambut rombongan Wakil Bupati Banyuasin beserta rombongan.
"Senang, bahagia bisa menampilkan tarian tortor, disaksikan oleh pak Wabup dan rombongannya. Cuma tadi sedikit deg-degan juga, padahal sudah sering tampil diacara untuk membawakan tari sambut," tutur dia.
Tarian Tortor sendiri meliputi daerah kabupaten Tapanuli Utara, Humbang Hasundutan, Toba, Samosir, Tapanuli Tengah, dan Simalungun.
Penulis: Alam
Editor: Alberto
