-->
  • Jelajahi

    Copyright © Metronewstv.co.id
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Kominfo Nisel


    Dinkes Kab Nisel

    Sports

     

    Petani Sawit Mandiri Keluhkan Anjloknya Harga TBS

    Metronewstv.co.id
    Thursday, December 15, 2022, 19:00 WIB Last Updated 2023-05-27T09:19:07Z


    Berau
    , - Para petani sawit mandiri mengeluhkan harga tandan buah segar (TBS) yang masih anjlok saat ini. Sebelumnya petani bisa menikmati harga TBS sebesar Rp 3.000 per kilogram, namun kini harga beli dari pabrik pengolahan kelapa sawit hanya berkisar Rp 1.000 per kilogram.


    Ketua Asosiasi Sawit Rakyat Mandiri Berau Mupit Datusahlan menuturkan, sudah cukup lama sejak penutupan keran ekspor minyak kelapa sawit atau Crude Palm Oil (CPO), harga TBS anjlok. Meski kini harga beli dari pabrik pengolahan kelapa sawit mulai membaik, diakui Mupit, hal tersebut hanya berlaku pada petani yang bermitra dengan perusahaan.


    "Belakangan ini harga jual TBS untuk petani sawit mandiri memang anjlok. Penyebab persoalan harga anjlok ini kami belum mengetahui. Entah itu karena produksi sawit atau pengaruh dari impor dan ekspor di luar,” jelasnya, Rabu (14/12/2022).


    Pria yang juga Kepala Kampung Labanan Makmur ini membeberkan, saat ini harga TBS dari petani sawit mandiri yang ditetapkan pabrik kurang lebih hanya Rp 1.000 per kilogramnya. Tetapi menurut Mupit, harga tersebut masih belum normal. Dengan harga tersebut, dirinya menyebut keuntungan sangat tipis dan bahkan sering tidak menutup modal produksi.


    "Cukup besar modal angkutannya, terutama untuk membeli BBM. Apalagi di Berau ini stok BBM-nya terkadang langka,” tuturnya.


    menegaskan, untuk harga beli TBS petani yang ideal berada pada angka Rp 2.000 ke atas. Ia menilai, jika harga sawit berada pada angka tersebut, komponen yang mendukung aktivitas perkebunan menjadi tidak terganggu. Misalkan seperti suplai pupuk dan lain-lain. Selain modal untuk BBM dan pupuk, Mupit menyebut, kendala yang dihadapi petani adalah ongkos panen. Sebab, banyak para petani mandiri membutuhkan tenaga untuk mengangkut hasil panennya. Terlebih, luas kebun dapat mencapai satu hingga dua hektare.


    "Kita tahu juga, saat ini pupuk di Indonesia masih bermasalah dalam hal distribusi. Dalam arti ketersediaan, sebaran, dan harga,” sambungnya.


    “Kalau untuk petani mandiri, bermitra dalam hal suplai buah saja. Sehingga, harga tidak sama dengan yang ditetapkan oleh pemerintah,” tandasnya.


    Sementara, Kepala Dinas Perkebunan Berau Lita Handini menuturkan, untuk harga beli TBS petani sawit mandiri ditetapkan oleh pasar atau melalui kesepakatan antara dua belah pihak.


    “Kalau yang ditetapkan pemerintah itu khusus yang bermitra jangka panjang,” ucap Lita.


    Dirinya mendorong agar petani mandiri segera bermitra sesuai dengan Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) nomor 1 tahun 2018 tentang penetapan harga beli TBS kelapa sawit produksi pekebun. Dirinya menyarankan agar para petani mandiri membentuk kelompok tani atau bergabung dengan koperasi. Lalu, pihaknya pun siap memfasilitasi kemitraan dan membuat kesepakatan kemitraan dengan kerja sama selama 10 tahun.


    “Kalau bermitra jangka panjang itu harga beli TBS mengikuti ketetapan pemerintah. Untuk sekarang ini harga yang ditetapkan Rp 2.300 per kilogramnya,” pungkasnya.


    Penulis: Haslinda

    Editor: Admin

    Komentar

    Tampilkan